Kawan, kemarin Selasa 25 juni 2013,ketika Admin baru keluar dari ujian “Perkembangan Tekhnologi Komunikasi” di kampus FISIP UNRI, Admin dijumpai oleh salah seorang rekan yang nampaknya sangat peduli dengan Perkembangan kebudayaan melayu. Beliau mempertanyakan tentang keberadaan Cendekiawan Muda Melayu kite ni. “Mengpa haris Cendekiawan Muda Melayu namanya? Cendekiawan itu apa? Sudah pantas Kalian dipanggil Cendekiawan?”. Wah,, ndmin semp[at “blank” juga sekejap ketika disuguhkan pertanyaan yang lumayan kritis macam tu. Maklum baru siap ujian, kelakar belum tebukak…
Pasca pelantikan memang banyak yang bertanya-tanya, “siapa
sih CMM itu?” ye tak. Dan mungkin ape yang Admin alami pernah juga dialami oleh
kawan-kawan dalam waktu, tempat, dan kesempatan berbeda.
Dalam kasus ni, admin jawab normative sikit je.
Pertame, Nama organisasi kite ni kan Cendekiawan Muda Melayu. Yang perlu di garis bawahi itu kata cendekiawan. Kata Cendekiawan macam yang disampaikan ayahanda Al Azhar pas pelantikan kite tu. Cendekiawan tak mengenal batasan, baik dari segi Umur, maupun kedaerahan. Artinye taka da cendekiawan tua atau muda, taka da pula cendekiawan melayu atau non melayu. Cendekiawan tetaplah diibaratkan orang yang berumah diatas angin, tak tebawa arus tapi paham akan angin. Tak pandang anginnya dimana.
Lalu kenapa CMM tu Cendekiawan Muda Melayu? Nah disinilah Pokok persoalannye. Kata Muda “bagi Admin” merujuk kepada sesuatu yang belum masak, akan matang, tapi tak dapat dikatakan matang. Artinya Cendekiawan Muda Melayu adalah orang yang mempersiapkan dirinye untuk menjadi Cendekiawan yang sebenarnya Cendekiawan. Kata Cendekiawan Muda juga merujuk kepada kata perjuangan, iktiar, dan jihad. Orang yang berjuang menuntut ilmu, bukan orang yang telah benar-benar Ber ilmu.
Sebagaimana juga sabda Rasulullah, “Tuntutlah Ilmu dari ayunan sampai liang kubur!”. Maka Cendekiawan Muda tidak lah terbatas pada orang-orang yang muda saja, melainkan mereka yang berjuang menuntut ilmu, apakah itu anak SD, SMP, SMA, anak Kuliah, bahkan orang tua yang nyawanya tinggal sikit je kalau dia masih berjuang menuntut ilmu masih dapat dikatakan Cendekiawan Muda.
Pada CMM ini, kita batasi pengertian Cendekiawan Muda dengan kata Melayu. “Lah kenape? Apa tak cukup Cendekiawan je?”. Tak macam tu, sepertiyang telah diterangkan sebelumnya, kata Cendekiawan “berlaku juga bagi Cendekiawan Muda” sebenarnya memang tak mengenal batasan. Alam tekembang jadikan Guru, seluas jagad ini, sebanyak itulah sumber ilmu. Agar dapat mencapai kecendekia’an yang sedang kite usahakan ni lebih terkonsentrasi dan tidak mengambang, maka dipandang perlu kiranye untuk memberikan batasan sesuai dengan Tunjuk Ajar Melayu. Tentu tak menutup kemungkinan untuk beguru ditempat lain. Hanya saje macam Universitas-universitas tu lah, ini jurusan Melayu, kalau tak cukup atau tak suka, dipersila nyari yang jurusan lain. Bagaimana menurut kawan-kawan?
Lepaslah satu persoalan perkara nama, Cendekiawan Muda Melayu adalah orang yang berjuang menuntut ilmu berdasarkan tunjuk ajar melayu, bukan orang yang dah benar-benar berilmu perkara melayu. Nah, sudah pantaskah kawan-kawan memakai nama Cendekiawan Muda Melayu? tentu Kembali kepada kawan kawan lagi.
Mungkin itu saje yang dapat Admin sampaikan dalam tulisan ringkas ni, mudah-mudahan kawan-kawan dapat memetik sedikit hikmah dari apa yang Admin sampaikan, telebih tekurang admin mohon maaf je, pada Allah SWT admin mohonkan Ampunan.
+ komentar + 1 komentar
Seharusnye pemuda melayu harus tau akar dari mane asal tempat berade,selalu mengikut budaya2 baru dari luar,sampay die tak tau budaye die sendiri,padahal budaye luar selalu meniru kebiasaan dan budaye kite sendiri.lestarikanlah budaye kite melayu,dunia mengenal asia adelah semuenye orang melayu.dan kite mesti bangge bahase melayu riau dijadikan bahase indonesi,melayu luas,kite mesti belajar dari sejarah,sejarah darimane terutama sejarah yang terdekat didiri kite ,percume kite tahu sejarah luar negri dan sebagainya,tetapi die ditidak tau sejarah didaerah,maupun budaye die sendiri.semangattttt mari perdalamkan kajian tentang peradapan melayu.salam kenal dari saye hafis alias biase dipanggil tuah malaka dari stt jakarta.
Posting Komentar